Jumat, 30 November 2018

SOSIOMETRI


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan kita sebagai calon seorang guru dituntut untuk mempunyai pengetahuan, kreatifitas serta wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya yang meliputi psikologi, kemampuan, kelemahan, dan kelebihan yang dimiliki oleh anak didik. Untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan peserta didik dapat dilakukan melalui tes dan juga non tes.
Jenis tes yang digunakan ada bermacam-macam yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya sendiri. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menangkap dan memahami mata pelajaran yang telah di sampaikan oleh sang guru. Sedangkan untuk menilai pola perilaku individu dari peserta didik dapat dilakukan dengan teknik sosiometri. Sosiometri merupakan alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan sosial dan tingkah laku sosial peserta didik, karena melalui sosiometri kita memperoleh data tentang susunan hubungan antar individu, struktur hubungan antar individu dan arah hubungan sosial.
Sosiometri mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Bimbingan dan Konseling. Sosiometri bermanfaat untuk merencanakan program yang kontruktif  untuk menciptakan iklim sosial yang lebih baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian dalam lingkungan pergaulan di sekolah. Sosiometri juga bermanfaat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah penyesuaian diri dalam kelompok. Di setiap lingkungan pergaulan atau kelompok selalu ada seorang (pihak) yang terkucil. Entah itu karena dia menarik diri dari pergaulan dikelompoknya atau dia dikucilkan oleh teman-temannya. Untuk itu dengan sosiometri, guru dapat melihat siswa-siswa yang terkucil di kelas tertentu. teknik ini biasanya diterapkan oleh guru BK ( Bimbingan Konseling).
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar dari sosiometri ?
2. Apa bentuk hubungan dan klik dalam sosiometri ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari sosiometri ?
4. Apa saja macam / jenis dari sosiometri ?


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Konsep Dasar

1. Pengertian Sosiometri
Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang pola struktur hubungan antara hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh Moreno dan Jenning. Metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa kelompok mempunyai struktur yang terdiri dari hubungan-hubungan interpersonal yang kompleks.
Yang diselidiki melalui metode ini adalah status sosial masing-masing anggota kelompok menurut pandangna pribadi anggota yang lain dalam kelompok. Status sosial itu tercermin dalam diterima atau tidak diterima oleh angota-anggota kelompok.  Posisi setiap individu dan hubungan-hubungan yang terjadi dalam struktur kelompoknya dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil pengolahan sosiometri akan diperoleh gambaran jumlah skor yang diperoleh setiap orang, pola hubungan, intensitas hubungan, dan posisi peserta didik dalam kelompoknya.



Adapun pengertian sosiometri menurut para ahli, yaitu :                   
a.       Djumhur dan Muh. Surya, 1985
Sosiometri adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial murid.
b.      Bimo Walgito, 1987
Sosiometri adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan berteman seseorang.
c.       WS. Winkel, 1985
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil sampai sedang ( 10 - 50 orang ), berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok
d.      Dewa Ktut Sukardi, 1983
Sosiometri adalah suatu alat yang dipergunakan mengukur hubungan sosial siswa dalam kelompok.
e.       Depdikbud, 1975
Sosiometri adalah alat untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial dan status sosial dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian sosiometri adalah suatu tehnik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya dalam suatu kelompok.

2. Ciri- Ciri Sosiometri
Berikut adalah ciri khas penggunaan angket sosiometri atau tes sosiometri , yang terikat pada situasi pergaulan sosial atau kriterium (creterium) tertentu.
a.       Dijelaskan kepada siswa yang tergabung dalam suatu kelompok, misalnya satuan kelas, bahwa akan dibentuk kelompok-kelompok lebih kecil ( 4-6 orang ) dalam rangka mengadakan kegiatan tertentu, seperti belajar kelompok dalam kelas, rekreasi bersama ke pantai, dsb. Kegiatan tertentu itu merupakan situasi pergaulan sosial ( criterion ) yang menjadi dasar bagi pilihan-pilihan.
b.      Setiap siswa diminta untuk menulis pada blanko yang disediakan namabeberapa teman di dalam kelompok, dengan siapa dia ingin dan lebih suka melakukan kegiatan itu. Jumlah teman yang boleh dipilih biasanya tiga orang, dalam urutan pilihan pertama, kedua, dan ketiga. Yang terungkap dalam pilihan-pilihan itu bukanlah jaringan hubungan sosial yang sekarang ini sudah ada, melainkan keinginan masing-masing siswa terhadap kegiatan-kegiatan tertentu dalam hal pembentukan kelompok. Pilihan-pilihan itu dapat berubah, bila tes sosiometri diterapkan lagi pada lain kesempatan terhadap kegiatan lain (kriterium berbeda).Ada kemungkinan siswa akan memilih teman-teman yang lain untuk belajar bersama di kelas, dibanding dengan pilihan-pilihannya untuk pergi piknik bersama. Pilihan-pilihan siswa tidak menyatakan alasan untuk memilih, kecuali bila hal itu dinyatakan dalam tes. Pilihan-pilihan juga tidak menyatakan tentang sering tidaknya bergaul dengan teman-teman tertentu, atau intim tidaknya pergaulan dengan teman-teman tertentu; bahkan tidak mutlak terungkapkan taraf popularitas siswa tertentu, dalam arti biasanya mempunyai banyak teman,beberapa teman atau sama sekali tidak mempunyai teman (umumnya populer atau tidak).
c.       Setiap siswa dalam kelompok menangkap dengan jelas kegiatan apa yang dimaksud, dan mengetahui bahwa kegiatan itu terbuka bagi semua.
d.      Pilihan-pilihan dinyatakan secara rahasia dan hasil keseluruhan pemilihan juga dirahasiakan. Hal ini mencegah timbulnya rasa tidak enakpada siswa, yang tidak suka pilihannya diketahui umum atau akan mengetahui bahwa ia tidak dipilih. Ciri kerahasiaan juga memungkinkan bahwa dibentuk kelompok-kelompok kecil yang tidak seluruhnya sesuai dengan pilihan-pilihan siswa sendiri.      
e.       Biasanya siswa diminta untuk menyatakan siapa yang mereka pilih, bukan siapa yang tidak mereka pilih dalam urutan tidak begitu disukai, kurang disukai, tidak disukai, sama sekali tidak disukai. Menyatakan pilihan yang negatif mudah dirasakan sebagai beban psikologis lebih-lebih dalam lingkungan kebudayaan yang menekankan kelincahan dalam pergaulan sosial sebagai ideal.
f.        Tenaga kependidikan yang dapat menerapkan tes sosiometri adalah guru bidang  studi, wali kelas, dan tenaga ahli bimbingan, tergantung dari kegiatan yang akan dilakukan.

3. Kegunaan Sosiometri
Sosiometri dapat dipergunakan untuk :
a.       Memperbaiki hubungan insani.
b.      Menentukan kelompok kerja.
c.       Mengetahui bagaimana
d.      hubungan sosial atau berteman seorang individu denganindividu lainnya.Mencoba mengenali problem penyesuaian diri seorang individu dalam kelompok sosial tertentu.
e.       Menemukan individu mana yang diterima atau ditolak dalam kelompok social tertentu.

4. Manfaat Sosiometri
Manfaat sosiometri bagi konselor dalam bimbingan antara lain :
a.       Menemukan murid mana yang ternyata mempunyai masalah penyesuaian diri dalam kelompoknya.
b.      Membantu meningkatkan partisipasi sosial diantara murid-murid dengan penerimaan sosialnya.
c.       Membantu meningkatkan pemahaman dan pengertian murid terhadap masalah pergaulan yang sedang dialami oleh individu tertentu.
d.      Merencanakan program yang konstruktif untuk menciptakan iklim sosial yang lebih baik dan sekaligus membantu mengatasi masalah penyesuaian di kelas tertentu.


B.     Bentuk Hubungan Dan Klik Dalam Sosiometri
Berdasarkan hasil sosiogram dapat diperoleh beberapa bentuk hubungan,  yaitu :
a.       Hubungan sosial segitiga
Menggambarkan intensitas hubungan tiga orang individu yang cukup kuat atau intim.
b.      Hubungan sosial terpusat
Menggambarkan tingkat popularitas seorang individu dalam kelompoknya.
c.       Hubungan sosial intim,
Menggambarkan hubunga beberapa orang yang saling memilh satu dengan yang lain dengan intensitas hubungan yang kuat.
d.      Hubungan sosial berbentuk jala
Menggambarkan pola relasi yang bersifat menyeluruh di mana setiap anggota saling saling berelasi. Bentuk hubungan ini memiliki intensitas yang kuat, seluruh kelompok sebagai satu kesatuan yang sukar untuk dipisahkan dan ketidakhadiran seseorang dalam kelompok tidak akan menyebabkan perpecahan atau kerapuhan suatu kelompok.
e.       Hubungan berbentuk rantai
Menggambarkan pola hubungan searah atau sepihak dan tidak menyeluruh. Intensits hubungan rendah, sehingga relasi kelompok mudah rapuh.

E.     Kelebihan dan Kekurangan Sosiometri
  1. Kelebihan dari sosiometri adalah :
a.       Konselor memiliki peluang untuk memahami bentuk hubungan sosial yang terjadi antara peserta didik yang dibimbingnya, dengan melihat bagaimana frekuensi hubungan yang terjadi, bagaimana intensitas atau kedalaman hubungan yang terjadi, bagaimana posisi popularitas peserta didik dalam kelompoknya, maupun bagaimana posisi peserta didik yang terisolasi.
b.      Informasi tentang fungsi individu dalam kelompok yang dihasilkan oleh sosiometri objektif sebab bersumber dari banyak individu.
c.       Dengan memanfaatkan hasil sosiometri, konselor memiliki peluang untuk melakukan beberapa proses bimbingan untuk memperbaiki hubungan peserta didik dalam kelompoknya antara lain :
·         Memperbaiki struktur hubungan sosial kelompok.
·         Memperbaiki penyesuaian sosial individu.
·         Mempelajari akibat proses pendidikan disekolah terhadap hubungan sosial peserta didik.
·         Mempelajari mutu kepemimpinan dala berbagai situasi.
·         Menemukan norma pergaulan antara peserta didik yang diinginkan dalam kelompok.

  1. Kekurangan dari sosiometri adalah :
a.       Hanya dapat diterapkan pada kelompok peserta didik yang sudah saling mengenal dalam waktu yang cukup lama.
b.      Akurasi data penggunaan sosiometri yang sesuai tujuan sangat ditentukan oleh kemampuan guru pembimbing dalam menyusun angket sosiometri.
c.       Peserta didik tidak mudah untuk menetapkan pilihan teman, menetapkan intensitas hubungan yang selama ini terjadi, maupun saat menetapkan kriteria pribadi/sifat-sifat anggota kelompok dikelasnya. Mengingat peserta didik umumnya cenderung memilih anggota kelompok bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa mereka berhasil dalam melakukan kegiatan dlm kelompok, melainkan lebih didasarkanpada pertimbangan rasa simpati dan rasa antipati.

D.    Macam / Jenis Angket Sosiometri
1.      Nominatif
Pada tipe ini kepada setiap individu dalam kelompok ditanyakan, siapa-siapa kawan yang disenangi/tidak disenangi untuk diajak melakukan suatu aktivitas tertentu. Pilihan harus ditulis berurutan dari pilihan pertama (paling disenangi), pilihan kedua, ketiga,dst. Pilihan pertama diberi skor 3, kedua diberi skor 2, ketiga diberi skor 1.
Hasil pengukuran angket sosiometri nominatif diperoleh data sebagai berikut:
a.       Luas tidaknya hubungan sosial seseorang berdasarkan sedikit banyaknya mendapat pilihan dari teman-temannya.
b.      Intensitas hubungan seseorang berdasarkan nomor urutan pilihan yang ditujukan padanya.
c.       Struktur hubungan yang terjadi dalam kelompok (sosiogram).
d.      Status hubungan (analisis indeks) pemilihan, penolakan, atau status pemilihan dan penolakan.

2.      Skala Bertingkat
Pada tipe skala bertingkat, disediakan sejumlah pernyataan yang disusun bertingkat, dari pernyataan yang menyatakan hubungan paling dekat, sampai hubungan paling jauh. Pada setiap pernyataan, individu diminta menuliskan nama salah seorang teman nya sesuai jarak hubungannya. Pilihan pertama diberi skor 2, kedua skor 1, ketiga skor 0, keempat skor -1, kelima skor -2. Hasilnya diperoleh gambaran status hubungan sosial setiap individu.

3.      Siapa Dia / Mereka
Tipe sosiometri siapa dia, disediakan pernyataan tentang sifat-sifat individu. Sebagai pernyataan mengungkapkan sifat positif dan sebagian negatif. Setiap anggota diminta memilih kawannya yang memiliki sifat yang cocok dengan pernyataan tersebut. Setiap individu dapat memilih lebih dari satu orang. Pilhan item (+) mendapat skor 1, item (-) mendapat skor -1.

E.     Langkah Penyusunan Angket Sosiometri
Sebelum melaksanakan proses asesmen pada pelaksanaan bimbingan dan konseling, guru pembimbing perlu mempersiapkan dahulu alat asesmen yang akan digunakan. Pada penggunaan angket sosiometri, guru pembimbing perlu menyusun angket sosiometri sendiri dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1.      Menetapkan tujuan penggunaan angket sosiometri merupakan langkah awal yang penting dilakukan guru pembimbing agar dapat menetapkan tipe angket sosiometri yang apa tepat dan sesuai dengan tujuan yang di tetapkan. Bila tujuannya untuk menetapkan pemilihan anggota kelompok berdasarkan kedekatan maka pembimbing menggunakan tipe angket sosiometri skala bertingkat. Bila peserta didik menetapkan pemilihan anggota kelompok berdasarkan tingkat nominasinya maka guru pembimbing menggunakan tipe angket sosiometri nominatif. Akan tetapi bila meminta anggota kelompok untuk mengenali karakteristik pribadi atau sifat anggota kelompok maka guru pembimbing menggunakan angket sosiometri tipe siapa dia.
2.      Menyusun angket sosiometri sesuai dengan pilihan tipe yang ditetapkan sesuai tujuan pelaksanaan asesmen. Hal penting dalam menyusun angket adalah merumuskan pertanyaan atau pernyataan yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Apabila memilih angket soiometri nominatif, maka guru pembimbing menetapkan pernyataan sesuai dengan data apa yang akan dikumpulkan dari peserta didik. Apabila memilih angket sosiometri skala bertingkat, maka guru pembimbing menetapkan pernyataan dengan memperhatikan tingkatan pendekatan hubungan yang ingin diketahui dari peserta didik di dalam kelompoknya. Sedangkan bila menggunakan angket sosiometri siapa dia, maka guru pembimbing harus secara hati-hati menetapkan karakteristik pribadi atau sifat-sifat yang ingin diketahui dari peserta didik dikelasnya. Sebaiknya ditetapkan karakteristik atau sifat-sifat pribadi yang positif sehingga peserta didik belajar untuk memandang orang lain secara positif dan mampu mengenali kekuatan yang dimiliki setiap anggota kelompok dikelasnya. Sedangkan konselor dengan mengenali berbagai potensi positf yang dimiliki peserta didik, akan mendorong sikap optimis dalam merencanakan dan melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.


F.      Langkah Pengadministrasian
Tahapan yang harus dilakukan dalam pengadministrasian penggunaan angket sosiometri pada peserta didik memiliki beberapa tahapan yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut.
1.      Persiapan
a.       Menetapkan kelompok peserta didik yang akan diukur.
b.      Mempersiapkan angket sosiometri sesuai tujuan.
c.       Membuat satuan layanan asesmen.
2.      Pelaksanaan
a.       Memberikan verbal seting (menjelaskan tujuan, manfaat, dan kerahasiaan data).
b.      Membagikan angket sosiometri.
c.       Menjelaskan cara mengerjakannya.
d.      Memeriksa apakah sudah benar mengisinya.
e.       Mengumpulkan kembali angket setelah selesai diisi.
3.      Pengolahan dan Analisis Hasil
a.       Memeriksa kelengkapan hasil angket.
b.      Membuat tabulasi hasil dan menghitung skor yang diperoleh setiap individu.
c.       Membuat sosiogram berdasarkan hasil tabulasi skor.
d.      Menghitung indeks pemilihan. 
e.       Membuat analais hubungan sosial dari hasil sosiogram dan perolahan skor individu.

G.    Langkah Pengolahan dan Analisis
1.      Memeriksa Kelengkapan Hasil Angket
Konselor melakukan pengecekan pada angket yang telah diisi peserta didik untuk melihat kelengkapan data pribadi dan kelngkpan jawaban yang dibuat peserta didik, sehingga datany memiliki kelayakanuntuk dioleh dan dianalisis.


2.      Membuat Tabulasi Hasil Dan Menghitung Skor Yang Diperoleh
Kriteria penetapan skor sangat ditentukan oleh jenis sosiometri yang digunakan (tipe normatif, bertingkat,dan tipe siapa dia). Setelah diberi skor, konselor membuat tabulasinya, sehingga dapat mudah terlihat berapa besar jumlah skor yang diperoleh setiap peserta didik.
3.      Membuat Sosiogram
Sosiogram dibuat berdasarkan hasil tabulasi yang dibuat berdasarkan urutan pemilihan setiap anggota kelompok kepada anggota lainnyadalam kelompok tersebut. Sosiogram dibuat untuk mempermudah melihat arah hubungan, intensitas hubungan, bentuk hubungan, dan posisi peserta dalam kelompoknya apakah popular atau terisolir..
4.      Melakukan Analisis Hasil Sosiogram
a.       Membuat analisis hubungan sosial dari hasil sosigram dan perolehan skor individu. Berdasarkan contoh tabulasi dan sosiogram yang disajikan, bentuk hubunga yang terjadi adalah sebagai berikut:
Segitiga                       E – F – D – E
Terpusat                       A, B, E, D        F
Intim                            E – F – D; A – C ; A – E saling memilih (panah bolak balik)
Jala                               Semua saling memilih (tidak ada)
Rantai                          C – A – F – D
Populer                        F
Terisolas                       B
b.      Mengitung Indeks Pemilihan
Indeks pemilihan merupakan suatu angka yang menunjukkan tinggi rendahnya pemilihan terhadap diri seseorang di dalam interaksi kelompoknya. Populer dan terisolirnya sesorang dalam kelompokya dapat diketahui dari besar kecilnya status pemilihan. Sedangkan penolakan seseorang di dalam kelompoknya dapat dilihat dari besar kecilnya indeks penolakan.
Penghitungan status pemilihan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
                 Keterangan :
                 N    = Jumlah anggota dalam kelompok
                 = Indeks status pemilih subjek ke-n
                 Indeks             Pm = 0 berarti tidak ada yang memilih (terisolasi)
                 Indeks Pm = 1 berarti semua anggota memilih (populer)
                 Indeks pemilihan bergerak dari 0 sampai 1

Penghitungan status penolakan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :                                                                 
                 Keterangan :
                 N    = Jumlah anggota dalam kelompok
                 = Indeks status penolakan subjek ke-n
                 Indeks             Pm = 0 berarti tidak ada yang menolak (populer)
                 Indeks Pm = 1 berarti semua anggota memilih (terisolasi)
                 Indeks penolakan bergerak dari -1 sampai 0

Penghitungan status pemilihan dan penolakan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :                                 
                 Keterangan :
                 N            = Jumlah anggota dalam kelompok
                  =Indeks status pemilih dan penolakan subjek ke-n
                 Indeks             Pm Pn = +1 berarti semua memilih (populer)
                 Indeks Pm = 1 berarti semua anggota menolak (terisolasi)
                 Indeks penolakan bergerak dari -1 sampai +1

c.       Menginterpretasi hasil sosiometri
Setelah data pada angket sosiometri ditabulasi, kemudian disajikan dalam bentuk sosiogram. Hal-hal yang dapat ditemukan dalam sosiogram:
·         Apakah terdapat banyak pilihan searah atau dua arah (saling memilih).
·         Apakah terdapat banyak pilihan antara peserta didik ataukah hanya sedikit.
·         Apakah ada kelompok yang cenderung bersifat tertutup karena banyak terdapat saling memilih sebagai pilihan pertama dan kedua (klik).
·         Apakah ada peserta didik yang tidak mendapat pilihan sama sekali (terisolir) atau hanya sedikit pilihan, apalagi pilihan ketiga saja (terabaikan).
·         Apakah ada peserta didik yang mendapat banyak pilihan, apalagi sebagai pilihan pertama. Subjek ini dapat dianggap populer dalam kelompoknya, tetapi hanya dalam rangka kegiatan yang menjadi kriterium.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar