Jumat, 30 November 2018

PSIKOLOGI KONSELING


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam bimbingan dan konseling terdapat beberapa unsur yang harus ada agar bimbingan dan konseling berjalan dengan baik dan memenuhi syarat. Di dalamnya terdapat seorang konselor dan seorang konselor sebagai helping proffesion tidak akan dipanggil konselor tanpa adanya seseorang yang memiliki masalah. Orang yang memiliki masalah disebut klien. Seorang klien akan mendatangi konselor dengan tujuan memecahkan masalah yang dimilikinya. Karena konselor adalah pihak yang memberikan bantuan. Dalam bimbingan dan konseling dibutuhkan adanya seorang konselor dan tidak luput dari adanya sebuah permasalahan yang dimiliki oleh seorang klien.
            Masalah iu sendiri adalah sebuah tantangan bagi seorang konselor untuk mengembangkan intelektualitas yang dimilikinya sebagai helping proffesion yakn sesuatu yang perlu diselesaikan. Dengan teori-teori yang ada konselor diharapkan mampu menyelesaikan masalah klien sesuai harapan dan kebutuhan klien.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan konsep “Psychological Strength”?
2.      Apa itu pemenuhan kebutuhan?
3.      Apa yang dimaksud dengan kompetensi intra-pribadi?
4.      Apa yang dimaksud dengan kompetensi antar-pribadi?







BAB II
PEMBAHASAN

A.   Konsep“Psychological Strength” Atau“Daya Psikologis”

Orang yang masuk ke dalam konseling pada dasarnya karena mengalami kekurangan. ”psychological strength”atau “daya psikologis”, yaitu suatu kekuatan yang di perlukan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam keseluruhan hidupnya,termasuk menyelesaikan berbagai masalah yang di hadapinya. Dalam hubungan ini,para konselor perlu memahami konsep “Psichological strength” sebagai landasan dalam memahami kehadiran klien dalam konseling. Dari kajian berbagai teori, daya psikologis pada dasarnya merupakan suatu daya atau kekuatan yang menggerakkan individu untuk berbuat dalam menjalani tututan keseluruhan hidupnya.Konsep daya psikologis mempunyai tiga dimensi yaitu:
1.      Need Fulfillment (Pemenuhan Kebutuhan)
2.      Intrapersonal Competencies (Kompetensi Intra - pribadi)
3.      Interpersonal Competencies (Kompetensi Inter – pribadi)

Dimensi pemenuhan kebutuhan merujuk pada kekuatan psikis yang di perlukan utnuk memenuhi seluruh kebutuhannya agar dapat mencapai kualitas kehidupan secara bermakna dan memberikan kebahagiaan.Makin banyak kekuatan psikis dalam dimensi ini, makin besar kemungkinan individu mampu memenuhi kebutuhan hidup sehingga lebih bermakna dan bahagia.Sebaliknya makin sedikit kekuatan psikis dalam dimensi ini, makin besar peluang untuk mengalami frustasi dan ketidak efektifan hidupnya.Dimensi kedua daya psikologis berkenaan dengan kompetensi-kompetensi intra pribadi yaitu kekuatan yang di perlukan dalam menghadapi tuntutan yang berasal dari dalam dirinya sendiri.Makin besar daya dalam menghadapi dirinya sendiri makin efektif perilaku individu dalam interaksi dengan lingkungannya sehingga mencapai kebermaknaan dan kebahagiaan hidupnya. Sebaliknya makin kecil daya yang dimiliki dalam menghadapi dirinya sendiri, makin besar kemungkinan timbulnya konflik dan frustasi sehingga dapat mengganggu proses kehidupannya. Dimensi ketiga daya psikologis adalah kompetensi-kompetensi antar pribadi, yaitu kekuatan psikis yang berkenaan dengan hubungan bersama orang lain dalam keseluruhan kehidupan dan interaksi dengan lingkungan. Makin besar daya ini makin mungkin individu memperoleh keefektifan dalam berhubungan dengan orang lain, dan pada gilirannya akan mencapai kebermaknaan hidup dan kebahagiaan hidup. Dan sebaliknya, makin kecil daya ini makin besar kemungkinan menghadapi berbagai masalah dan kendala dalam hubungan dengan orang lain, sehingga dapat menimbulkan gangguan dalam kehidupannya.
Ketiga dimensi itu saling berinteraksi, dalam arti apabila terjadi perubahan dalam satu dimensi menjadi lebih baik atau lebih jelek, maka akan menyebabkan perubahan dalam dimensi lainnya. Sebagai contoh misalnya seseorang yang mengalami kekurangan dalam pengarahan diri (self-direction) sebagai suatu kompetensi intrapribadi maka cenderung akan mengalami kekurangan “assertiveness” atau ketegasan (satu bentuk kompetensi antar pribadi), yang kemungkinan akan mengurangi peluang untuk memperoleh pengalaman dengan derajat kebebasan yang memuaskan (satu kebutuhan psikologis). Tugas konselor adalah memperkuat ketiga dimensi daya psikis itu sehingga saling terkait untuk kemudian memperkuat derajat fungsi daya psikis secara keseluruhan.


Cavanagh (1982) menggambarkan keterkaitan ketiga dimensi dalam contoh di atas sebagai berikut:

Competencies
Need Fulfillment
Psychological Strength
Level of Functioning
Very Good
High
Good
Psychological Healthy
Average
Average
Average
Normal
Inadequate
Insufficient
Below Average
Normal Distressed
Very Poor
Low
Poor
Abnormal

Bagan tersebut mengilustrasikan konsep berikut:
1.      Pada saat terjadi peningkatan kompetensi intrapribadi dan antarpribadi, terjadi pula peningkatan pemuasan kebutuhan. Pada saat terjadi peningkatan pemuasan kebutuhan, terjadi peningkatan daya psikologis yang kemudian menentukan derajat fungsi psikologis secara keseluruhan.
2.      Orang yang mencari konseling adalah yang berada pada tingkatan fungsi psikologis normal-distressed atau abnormal. Orang yang tergolong normal-distressed ialah yang berada dalam batas-batas rentangan normal dan mengalami gejala-gejala distress misalnya berkecil hati, mudah marah, ragu-ragu, frustasi, sakit hati, dendam, rasa berdosa, cemburu, konflik pribadi, kesulitan pekerjaan, penangguhan,gangguan konsentrasi, dsb. Orang yang berada dalam tingkatan fumgsi psikologis abnormal mengalami gejala yang lebih serius dan gangguan stress berat, gangguan kepribadian, gangguan seksual, psikose, dsb.
3.      Tujuan umum konseling adalah untuk membantu meningkatkan daya psikologis orang yang tergolong normal-distressed agar meningkatkan kearah tingkatan normal, orang yang tidak distress, dan secara ideal menjadi orang yang sehat psikisnya. Konseling juga membantu orang yang berada dalam derajat abnormal untuk meningkatkan menjadi normal-distressed dan kemudian menjadi normal. Seberapa jauh orang dapat dibantu memperbaiki fungsi psikologisnya, tergantung pada keseriusan dan durasi gejalanya serta seberapa besar potensinya untuk mengembangkan kompetensi intrapribadi dan antarpribadi.

B.    Pemenuhan Kebutuhan (Need Fulfillment)
Makin banyak dicapai kebutuhan psikologis, orang akan makin kuat secara psikologis seperti halnya orang yang cukup gizi akan makin kuat fisiknya.Orang yang mendapatkan pemenuhan kebutuhan, akan menikmati fungsi-fungsi psikologis secara normal terbebas dari stress dan gangguan-gangguan lainnya.Sebaliknya orang yang pemenuhan kebutuhannya dalam derajat tidak memadai, cenderung akan banyak mengalami gangguan psikologis dan berada dalam rentangan fungsi psikologis yang tergolong distres atau abnormal.Orang pergi ke konseling berkairtan erat dengan masalah pemenuhan kebutuhan. Ada beberapa macam kebutuhan yang terkait dengan konseling yaitu:
1)      Memberi dan menerima kasih-sayang
Untuk mencapai kelangsungan hidup yang memuaskan, manusia memiliki kebutuhan untuk memberi dan menerima kasih sayang dari pihak lain meskipun dalam kenyataannya orang lebih banyak merasakan kebutuhan untuk menerima kasih sayang.Menerima kasih sayang sangat penting bagi individu karena dapat memberikan suasana kehangatan, rasa diterima dan dapat di cintai.Bila orang merasakan disayangi, maka ia akan berperilaku dalam suasana kasih sayang. Pada kenyataannya banyak orang merasa terhambat dalam pemenuhan kebutunan ini, karena merasa telah memberikan kasih sayang kepada orang lain,akan tetapi merasa tidak memperoleh kasih sayang dari pihak lain. Hal itu terjadi karena yang bersangkutan terlalu banyak mengharapkan.
Memberikan kasih sayang merupakansatu kebutuhan yang apabila gagal dinyatakan secara tepat dapat menimbulkan gangguan psikologis. Bila orang mampu memberikan kasih sayang kepada orang lain, ia akan merasa kenikmatan dari dampaknya dan merasakan lebih menyayangi dirinya sendiri. Sebaliknya, orang yang tidak mampu memberikan kasih sayang akan menjadi frustasi, merasa terisolasi, tidak berguna, dan kesengsaraan emosional.
Konselor dapat membantu orang menemukan hambatan dalam pemenuhan kebutuhan ini.Jika masalah primernya berada dalam diri klien, konselor dapat membantunya menemukan asumsi atau perasaan apa yang menghambat pemenuhan kebutuhan itu. Bila masalah dasarnya terletak dalam ketidak mampuan atau ketidak inginan  untuk memberikan atau menerima kasih sayang,konselor dapat membantu klien bertindak untuk menemukan alternatif. Konseling dalam kaitan ini harus dapat berlangsung dalam suasana yang bersifat afeksional ,dalam arti terciptanya suasana saling memberi dan menerima kasih sayang antara konselor dan klien.
2)      Kebebasan
Pada dasaranya manusia mempunyai keinginan untuk melangsungkan pemilihan secara bebas berdasarkan timbangan dirinya sendiri dan bukan atas timbangan atau keinginan orang lain.Orang membutuhkan pengalaman dengan derajat kebebasan dalam lingkungan pekerjaan, keluarga,persahabatan dan kehidupan masyarakat secara luas.Orang yang merasa kurang memperoleh pemuasan kebutuhan kebebasan cenderung akan menjadi robot dalam pekerjaan, menjadi pelayan atau pembantu di rumah, dan menjadi peminta belas kasihan di lingkungan teman-temannya. Makin berkurang menikmati rasa kebebasan, makin besar ketergantungannya kepada pihak lain dan pada gilirannya dapat menimbulkan gangguan-gangguan psikologis. Sebagian orang yang merasakan tidak mengalami kebebasan disebabkan karena adanya kekeliruan asumsi bahwa mengorbankan kebebasan merupakan tanda-tanda cinta.Dengan demikian, makin meningkatnya cinta, makin besar pengorbanan kebebasan pribadi. Mereka tidak mengetahui bahwa antara cinta dan kebebasan bukan dua hal yang saling eksklusif akan tetapi saling inklusif. Orang yang mengalami hambatan kebebasan, berada dalam hubungan dengan orang lain yang dipandang menantang dan mengganggu kebebasan. Orang-orang seperti itu telah terpenjara oleh kebutuhan dan nilai-nilainya.
Dalam konseling, klien dapat di bantu untuk memahami hubungan antara kekurangan kebebasan dengan ketidak bahagiaan mereka.Konselor dapat membantu mereka mengenal penyebab kekurangan kebebasan dan memahami bagaimana melindungi mereka dari kecemasan.Konselor mempunyai dua peranan dalam membantu klien mengahadapi kecemasan karena hubungan dengan orang lain,yaitu pertama konselor mengeluarkan klien dari penjara kekeliruan asumsi,kedua konselor mambantu klien dalam memperbaiki hubungan dengan orang lain.
3)      Memiliki kesenangan
Kesenangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dan mempunyai peranan erat terhadap kesehatan psikologis.Pada anak-anak pemenuhan kebutuhan ini menempati prioritas utama dan orang dewasa berpendapat bahwa kesenangan merupakan ciri-ciri anak-anak bukan ciri-ciri orang dewasa.Orang yang mencari konseling pada umumnya berkenaan dengan ingatan yang berkenaan dengan kesenangan yang dirasakan terganggu karena berbagai perasaan seperti takut, rasa sakit hati, rasa berdosa, dsb. Hal itu timbul karena hubungan dengan orang lain atau hal-hal lainnya.
Konselor dapat membantu klien dengan mengenal pentingnya kesenangan dan memahami begaimana rasanya kehilangan kesenangan dalam hidup.Selanjutnya konselor membantu klien untuk memperbaiki dengan mengembangkan kompetensi yang dapat menunjang diperolehnya pengalaman yang menyenangkan.Di samping itu,konselor harus mengembangkan proses konseling sebagai suatu suasana yang memberikan rasa senang dan menggairahkan.
4)      Menerima Stimulasi (rangsangan)
Pada dasarnya orang membutuhkan sejumlah variasi dan perubahan yang sehat dalam hidupnya.Mereka membutuhkan pengalaman yang merangsang hubungan dan tantangan baru untuk menjaga kehidupan yang baik.Mereka secara sadar memanfaatkan waktu untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman baru dalam persahabatan, pekerjaan dan kehidupan lainnya. Orang yang mengalami gangguan dalam kebutuhan ini akan membenamkan diri dalam kegiatan-kegiatan rutin yang kemudian dapat mengganggu kondisi psikologisnya. Mereka mengalami stagnasi dalam proses perkembangannya, mereka tidak tahu apa yang harus difikirkan dan dirasakan, tidak tahu apa yang dibicarakan dengan orang lain, dan berada dalam kebosanan.
Konselor dapat memperkenalkan kepada klien pentingnya rangsangan dan membantu untuk mengembangkan tilikan, keterampilan dan keberanian untuk mengatasi sikap apatis dan tidak terkait dengan kehidupannya.Konselor juga dapat mengembangakn suatu pengalaman yang memberikan rangsangan selama proses konseling berlangsung.
5)      Perasaan mencapai prestasi
Orang membutuhkan untuk melihat hasil positif dari usaha-usaha yang telah dilakukannya.Bila orang melihat dampak positif dari apa yang telah di lakukannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya rasa tidak berhasil dari usahanya dapat menimbulkan kekecewaan, yang pada gilirannya dapat mengganggu kesehatan psikologisnya.
Banyak orang merasakan bahwa apa yang dilakukannya tidak membawakan hasil dan kemudian berkembang menjadi kekecewaan yang mengganggu hidupnya. Konselor dapat membantu klien dengan mengenal kekurangan kompetensi yang menyebabkan rasa tidak berhasil dan kemudian mengembangkan kompetensi-kompetensi yang tepat untuk lebih efektif.
Melalui konseling, klien di bantu agar mampu menemukan kebutuhan untuk merasakan pencapaian satu prestasi dari apa yang telah dilakukannya.Dalam konseling, konselor dapat membantu klien mengerjakan tugas-tugas mulai dari yang ringan dan mudah untuk kemudian secara bertahap kepada tugas-tugas yang lebih kompleks.Konselor harus memberikan motivasi agar klien mau melakukan tugas-tugasnya dengan kompetensi yang tepat serta rasa berhasil dalam melakukannya.
6)      Memiliki harapan
Orang membutuhkan harapan akan kemungkinan yang dapat dicapai di kemudian hari, misalnya dalam pendidikan, pekerjaan, kehidupan perkawinan, keluarga dan di masyarakat.Bila seseorang merasakan ada harapan dalam tugas-tugasn hidupnya, maka ia akan termotivasi dalam mengerjakan sesuatu dan hasil yang akan dicapai juga tentu akan baik.Sebaliknya orang yang tidak memiliki harapan atau kehilangan harapan cenderung tidak memiliki daya dalam berbagai aktivitasnya dan menyerah begitu saja terhadap segala tantangannya.
Konselor dapat membantu klien dengan meyakinkan mereka, bahwa sekecil apapun orang harus memiliki harapan yang dapat dicapai di masa yang akan datang.Klien di bantu untuk mengenal dirinya dan situasi lingkungan secara sehat,sehingga klien memperoleh pemahaman yang sehat terhadap dirinya dan lingkungan. Selanjutnya klien dibantu dalam memperoleh kompetensi secara bertahap untuk mampu mengenal harapannya dan cara mencapainya. Klien dimotivasi untuk meyakini bahwa masa depannya mempunyai makna dalam keseluruhan hidupnya.

7)      Memiliki ketenangan
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka membutuhkan untuk berada dalam ketenangan atau kesunyian.Banyak orang senantiasa sibuk dengan berabgai kegiatan sehari-hari dan menganggap bahwa berada dalam ketenangan atau menyendiri merupakan suatu yang sia-sia dan hanya menghabiskan waktu.Pada dasarnya berada dalam ketengangan merupakan satu kebutuhan dasar untuk memperoleh kesehatan psikologisnya. Mereka yang mampu mewujudkan kebutuhan ini akan mendapatkan kedamaian, kebahagiaan, kebermaknaan, dan kekuatan dalam dirinya dan memperoleh keektifan hidupnya. Orang yang tidak mengenal dan tidak dapat memenuhi kebutuhan ini cenderung akan sibuk dalam menghadapi berbagai tantangan terhadap dirinya. Mereka mungkin sukses dalam pekerjaannya, akan tetapi mereka kehilangan sentuhan dengan orang lain dan lingkungannya sehingga merasa tidak tenang dan hampa, kondisi ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan psikologisnya.
Konselor dapat membantu klien untuk memahami pentingnya berada dalam keadaan tenang dalam keseluruhan kehidupanya.Secara bertahap konselor membantu klien agar mampu menciptakan ketenangan melalui suasana konseling yang diciptakan.Hal itu di lakukan melalui berbagai latihan yang dilakukan secara bertahap dalam suasana konseling yang kondusif.
8)      Memiliki tujuan hidup secara nyata
Banyak orang tidak menyadari akan kebutuhan mereka tentang tujuan hidup secara nyata.Untuk memperoleh perjalanan hidup yang bermakna dan bahagia, orang harus mengenal dan memahami tujuan hidup dan arahan dalam berperilaku. Orang yang menyadari kebutuhan ini akan mendapatkan makna hidup secara mendalam. Mereka meninginkan hidup ini meningkat satu tingkat lebih baik dari segala upaya yang dilakukannya.Orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan ini, cenderung berada dalam kehidupan yang kosong dan tanpa arah.
Konselor dapat membantu klien dengan memberikan kesempatan pertama untuk belajar, bahwa hidup dapat lebih bermakna dibandingkan dengan mengulang-ulang kegiatan yang tidak berujung dan membosankan.


C.   Kompetensi Intra – Pribadi
Kekuatan psikologis, sangat di tentukan oleh seberapa jauh orang mengenal dan berhubungan dengan diri pribadi. Kompetensi intra-pribadi adalah kecakapan yang dipelajari yang dapat membantu orang berhubungan secara baik dengan dirinya. Tujuan kompetensi inta-pribadi adalah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pemenuhan kebutuhan pribadi. Hubungan dengan orang lain mempunyai kesamaan dan keterkaitan dengan hubungan dengan orang lain.Apabila orang mampu berhubungan dengan dirirnya secara efektif, maka akan efektif pula dalam berhubungan dengan orang lain.Sebaliknya kegagalan dalam berhubungan dengan dirinya sendiri akan gagal pula berhubungan dengan orang lain. Hubungan intra-pribadi berkenaan dengan tiga kompetensi yang saling berkaitan, yaitu: pemahaman diri,pengarahan diri dan harga diri.

1)      Pengetahuan / Pemahaman diri
Orang datang untuk konseling karena tidak memiiki pengetahuan secara memadai tentang drinya yang meliputi kekuatan,kelemahan,kebutuhan,perasaan dan motif.Ketidak tahuan tentang dirinya sendiri dapat menimbulkan berbagai bentuk perilaku yang kurang efektif dan dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan psikologisnya. Orang yang kurang memahami dirinya, disebabkan oleh proses pembelajaran dari pengalaman menyembunyikan bagian dirinya untuk mencegah dan mengurangi kecemasan. Orang yang memiliki daya jiwa yang baik, akan mampu mengatasi kecemasan dengan  cara-cara yang konstruktif, dan sebaliknya orang yang daya jiwanya lemah cenderung menempatkan berbagai bentuk mekanisme pertahanan diri untuk menyembunyikan kualitas diri yang kurang baik dan mengurangi kecemasan.
Masalah-masalah yang mungkin timbul dakam kaitan dengan kurangnya pemahaman terhadap diri sendiri antara lain: (1) mengasingkan diri, (2) tampilan perilaku yang kurang memadai sebagai akibat pengaruh bagian diri yang tidak diketahui, (3) ketidak mampuan dalam membuat keputusan, (4) persepsi yang ternoda oleh bagian diri yang tidak diketahui, (5) menghindari situasi yang dapat membuat mereka tidak mengetahui diri sendiri, (6) memanipulasi orang lain dan dimanipulasi orang lain dalam hubungan dengan bagian diri yang tidak diketahui, (7) memproyeksikan bagian diri yang tidak diketahui kepada orang lain.
Implikasi dalam konseling berkenaan dengan hal-hal di atas adalah membantu klien untuk mampu memahami dirinya secara tepat.Untuk itu para konselor terlebih dahulu harus mengetahui bagian-bagaian diri klien yang tidak atau kurang di pahami dan hal yang menjadi penyebabnya.
2)      Pengarahan diri
Pengarahan diri mempunyai makna sebagai daya yang memberi arah bagi seseorang dalam hidupnya,dan tanggung jawab penuh terhadap konsekuensi dari perilakunya.Makin mampu seorang mengarahkan perilakunya,maka makin mungkin menjalani hidupnya secara efektif dan terhindar dari situasi yang mengganggu perjalanan hidupnya.Orang yang kurang dalam pengarahan diri akan di manifestasikan dalam berbagai kemungkinan seperti kurang percaya diri dan kurang mampu mengendalikan diri.Orang yang kurang memiliki rasa percaya diri, tidak mempercayai kecakapan, persepsi, motif, dan timbangan dirinya. Hal itu disebabkan oleh proses pembelajaran dan perlindungan yang berlebihan yang diperoleh dari orang tua ataupun lingkungan sehingga tidak memiliki kesempatan untuk mempercayai dirinya sendiri. Masalah yang timbul antara lain (1) generalisasi dari salah satu aspek kepada aspek lainnya seperti kurang percaya pada kecakapan kemudian berkembang menjadi kurang kepercayaan pada hubungan dengan orang lain, (2) kesulitan dalam membuat keputusan, (3) kurang mampu menghadapi kegagalan, (4) keengganan menghadapi resiko, (5) berperilaku dalam cara yang tidak wajar secara psikologis, (6) beridentifikasi terhadap kepercayaan diri orang lain.
Orang yang kurang memiliki kendali diri disebabkan karena mereka tidak belajar kecakapan dan pengorbanan untuk mencapai satu tujuan, dan tidak belajar bagaimana untuk menjadi dirinya sendiri. Masalah yang timbul antara lain: (1) menunjukan rendahnya disiplin diri, (2) rendahnya kecakapan untuk menata diri sendiri, (3) lebih banyak dikendalikan oleh  kesadaran tak rasional, (4) dikendalikan oleh kekuatan pihak lain yang tidak sehat, (5) lebih banyak dikendalikan oleh pikiran-pikiran orang lain, (6) dikendalikan oleh kebutuhan dan perasaan yang mentah.
Implikasi konseling masalah-masalah yang berkenaan dengan pengarahan diri adalah membantu klien untuk mengenal sebab-sebab timbulnya masalah dan memberikan dukungan kepada Klien untuk melakukan berbagai tindakan yang tepat dalam keseluruhanperilakunya.

3)      Harga Diri
Harga diri bermakna sebagai suatu pandangan orang secara umum bahwa dirinya bermanfaat,berkemampuan dan berkebajikan.Hal itu berkembang dari bagaimana orang berprilaku dalam cara-cara yang sejalan dengan nilai-nilai yang sehat dan pengalaman-pengalaman yang masuk akal dalam diri mereka.Harga diri hampir seluruhnya bersifat tidak di sadari dan memotivasi orang untuk mendapatkan kehidupan yang baik dan melindungi diri dari tantangan yang tidak di perlukan dan merugikan.
Orang yang mengalami kurang harga diri disebabkan oleh pengalamannya dimasa lalu yang mengajarkan bahwa dia tidak kompeten sehingga membuat dia merasa diabaikan, tindak penting, tidak memadai, tidak menarik, atau memberatkan. Masalah yang mungkin timbul  karena rasa kurang harga diri antara lain: (1) mempersepsi diri sendiri dengan tanpa rasa hormat dan rasa mencintai, (2) mengabaikan diri sendiri meskipun tidak membenci diri sendiri, tetapi sering mengharapkan orang lain memberikan penghargaan terhadap dirinya, (3) menunjukan perilaku dalam upaya mengisi harga diri yang hilang dengan bentuk perilaku sintetik, (4) beridentifikasi secara berlebihan terhadap peran-peran tertentu, (5) tidak membiarkan orang lain akrab secara psikologis dengan dirinya, (6) perilaku yang senantiasa berubah-ubah  dalam memilih teman dan mitra kerja, (7) tidak mampu memaafkan diri sendiri, (8) menemukan dirinya dengan cara-cara negatif.
Dalam menghadapi klien yang kurang harga diri,kesulitan yang di hadapi konselor adalah dalam memanifestasikan perilaku yang memerlukan pengkajian secara cermat mengingat penampilan mereka yang tidak mudah untuk di tafsirkan.Untuk itu konselor harus mampu mengungkapkan perilaku kurang harga diri melalui penampilannya.Tahap awal yang harus di lakukan adalah menghadapi klien dengan cara-cara positif atau setidaknya tidak menunjukan penolakan.Melalui interaksi dalam suasana penuh penerimaan dan pengertian,secara bertahap konselor membantu klien menemukan cara-cara yang tepat untuk mendapatkan harga dirinya.




D.   Kompetensi Antar-Pribadi
Kompetensi antar pribadi merupakan kecakapan yang dipelajari, yang memungkinkan orang berhubungan dengan orang lain dalam cara-cara saling memenuhi. Kompetensi antar pribadi melengkapi kompetensi intra pribadi karena keduanya di butuhkan untuk pertumbuhan psikologis. Apabila orang dapat berhubungan dengan dirinya dan orang lain secara baik, maka ia akan mengalami pemenuhan kebutuhan secara baik. Sebaliknya, kesulitan dalam berhubungan dengan dirinya sendiri atau dengan orang lain atau keduanya,dapat mengganggu pemenuhan kebutuhan yang pada gilirannya dapat menyebabkan gangguan-gangguan psikologis. Kompetensi intra personal bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan dengan dunia luar. Makin banyak jembatan dan makin kuat dirinya,maka makin banyak kebutuhan dipenuhi dan makin banyak sumber-sumber psikologis yang akan dimiliki untuk berbagi dengan orang lain.
Orang yang datang ke konseling dikarenakan kurangnya kompetensi antar pribadi. Dengan demikian tujuan konseling adalah membantu klien dalam mengenal permasalahan yang berkaitan dengan cara-cara berhubungan dengan orang lain, dan belajar memerlukan cara-cara baru yang dapat lebih memenuhi kebutuhan. Berikut ini akan di kemukakan beberapa kompetensi yang berkaitan dengan kurangnya kompetensi pribadi:
1)      Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
Pada saat orang berhubungan dengan orang lain,orang perlu mengenal dan menyesuaikan diri dengan dirinya seperti halnya kepada orang lain.Menjadi peka terhadap diri sendiri mempunyai makna berbicara dan mendengarkan, yaitu secara tajam menyadari pikiran dan perasaan dan menggunakannya sebagai data dalam memberikan respon. Menjadi peka terhadap orang lain, mempunyai makna bahwa orang memandang lebih dalam pikiran dan perasaan terhadap sesuatu dibalik kata-kata dan tindakan orang lain. Menjadi peka kepada orang lain juga bermakna memiliki rasa empati terhadap orang lain dalam berbagai hal.
Dalam konseling konselor dapat mengajak klien untuk belajar cara-cara baik dalam mengembangkan kepekaan terhadap orang lain.Konselor dapat membantunya dengan membrikan contoh –contoh nyata baik dalam konseling ataupun dari lingkungannya.

2)      Ketegasan diri (assertiveness)
Menjadi asertif atau tegas berarti orang telah belajar dari hidupnya untuk mendapatkan apakan dia lurus dan tegas serta berkomunikasi dengan cara-cara jujur secara konstruktif. Orang-orang asertif tidak membiarkan orang lain menghalangi jalur pemenuhan kebutuhannya,dan berkomunikasi dengan cara-cara yang sopan dan baik sehingga orang lain mengerti.
3)      Menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain
Nyaman dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain mempunyai makna sebagai suatu kondisi psikologis yang bersifat transparan yaitu membiarkan diri sendiri dilihat oleh orang lain dalam keadaan tertentu.Orang yang transparan bertindak atas dasar prinsip bahwa bagaimana orang lain memandang tentang dirinya sama dengan ia memandang tentang dirinya. Dengan demikian ia merasa bahagia dengan kehadiran orang lain sehingga dapat menciptakan hubungan antara dirinya dengan orang lain dengan cara-cara yang baik. Orang yang merasa tidak nyaman  dengan dirinya sendiri dan orang lain akan banyak mengalami gangguan psikologis dalam mewujudkan keberdayaannya. Keadaan ini disebabkan oleh adanya ketakutan apa bila diketahui orang lain dan dipandang sebagai satu ancaman terhadap kekurangan dirinya. Dalam menghadapi klien yang mengalami keadaan seperti ini, konselor dapat membantunya dengan menciptakan situasi persahabatan dengan suasana kehangatan, penuh pengertian, empatik, terbuka sehingga klien merasa nyaman.
4)      Menjadi diri yang bebas
Orang yang memiliki rasa kebebasan akan membiarkan orang lain untuk menjadi dirinya sendiri.Ia membiarkan orang lain berada dalam suasana santai dan nyaman dengan dirinya dan mendapatkan apa yang dibutuhkan dengan cara-cara yang memuaskan.Orang yang bebas membiarkan orang menemukan kebutuhannya dalam cara dan tempat yang mereka pilih.Sebaliknya orang yang tidak bebas akan mengalami kesulitan berhubungan dengan orang lain, karena tidak membolehkan orang lain melakukan cara-cara yang dia lakukan dalam memenuhi kebutuhannya. Konselor dapat membantu klien yang mengalami kesulitan dalam situasi ini dengan mengembangkan kecakapan dalam memahami orang lain dan keterbukaan terhadap orang lain.


5)      Harapan yang realistik terhadap dirinya sendiri dan orang lain
Hubungan antar pribadi ditentukan oleh harapan terhadap dirinya sendiri dan orang lain.Hubungan antar pribadi akan tercipta dengan baik dan menunjang kehidupan psikologis yang sehat jika harapan terhadap diri sendiri dan orang lain dapat terwujud secara realistik. Harapan realistik mempunyai makna sebagai suatu keadaan diri sendiri atau orang lain yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yaitu tidak berlebihan atau tidak terlalu berkekurangan. Dalam konseling, konselor dapat membantu klien untuk lebih mengenal diri sendiri dan orang lain secara tepat sesuai dengan keadaan nyata. Dan selanjutnya mengembangkan keterampilan klien untuk mampu menciptakan harapan yang realistik terhadap dirinya dan orang lain.
6)      Perlindungan diri dalam situasi antar pribadi
Hubungan antar pribadi akan berkembang dengan baik apabila orang merasa terlindung dalam berinterasksi dengan orang lain.Orang yang memiliki kompetensi ini akan mampu mengahdapi kejadian apapun dalam hubungan dengan orang lain.Mereka akan mampu bertindak dengan cara-cara tepat sehingga mereka dalam berhubungan dengan orang lain tidak membuat dirinya terancam. Sebaliknya orang yang mengalami kesulitan dalam kompetensi ini, akan merasa dirinya terancam dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan ini konselor dapat membantu dengan menciptakan suasana konseling yang nyaman dan penuh penerimaan sehingga klien terbebas dari rasa kekhawatiran dalam hubungan dengan orang lain. Konselor dapat membantu klien mengembangkan berbagai kecakapan dalam mengahadapi kemungkinan akibat yang timbul dari hubungan dengan orang lain.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
”Psychological Strength” atau “Daya Psikologis”, yaitu suatu kekuatan yang di perlukan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam keseluruhan hidupnya,termasuk menyelesaikan berbagai masalah yang di hadapinya.Konsep daya psikologis mempunyai tiga dimensi yaitu:
1.      Need Fulfillment (Pemenuhan Kebutuhan)
Orang yang mendapatkan pemenuhan kebutuhan, akan menikmati fungsi-fungsi psikologis secara normal terbebas dari stress dan gangguan-gangguan lainnya.Ada beberapa macam kebutuhan yang terkait dengan konseling yaitu:
a.       Memberi dan menerima kasih-sayang
b.      Kebebasan
c.       Memiliki kesenangan
d.      Menerima Stimulasi (rangsangan)
e.       Perasaan mencapai prestasi
f.        Memiliki harapan
g.      Memiliki ketenangan
h.      Memiliki tujuan hidup secara nyata
2.      Intrapersonal Competencies (Kompetensi Intra - pribadi)
Hubungan intra-pribadi berkenaan dengan tiga kompetensi yang saling berkaitan, yaitu:
a.       Pengetahuan diri
b.      Penghargaan diri
c.       Harga diri
3.      Interpersonal Competencies (Kompetensi Inter – pribadi)
Kompetensi yang berkaitan dengan kurangnya kompetensi pribadi:
a.       Kepekaan terhadap didi sendiri dan orang lain
b.      Ketegasan diri (assertiveness)
c.       Menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain
d.      Menjadi diri yang bebas
e.       Harapan yang realistik terhadap diri sendiri dan orang lain
f.        Perlindungan diri dalam situasi antar pribadi

DAFTAR PUSTAKA
Buku referensi psikologi konseling :
Hartono dan Soedarmadji, B. (2013). Psikologi Konseling edisi revisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Saam, Z. (2013). Psikologi Konseling. Jakarta: Raja Grasindo Perkasa.
Supriyadi, T dan Indrawati, E. (2011). Psikologi Konseling. Jakata: Inti Prima Promosindo.
Surya, M. (2013). Psikologi Konseling edisi pertama. Bandung: Pustaka Bani Quraisy


Tidak ada komentar:

Posting Komentar