Psikologi
diartikan sebagai studi ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan dan tingkah
laku manusia (Slater, 2005). Psikologi pendidikan dimaksudkan untuk memberikan
pengaruh dalam kegiatan pendidikan pembelajaran dan proses belajar mengajar
yang lebih efektif dengan memperhatikan respon kejiwaan dan tingkah laku
anak didik. Keadaan sistem pembelajaran, cara mengajar, dan anak didik di
setiap daerah tidaklah sama.
Kebiasaan
anak didik ketika berada di lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan
terkadang juga berbeda. Psikologi pendidikan muncul untuk memberikan perbaikan
pada dunia pendidikan dalam menerapkan kurikulum, proses belajar mengajar,
layanan konseling dan evaluasi untuk mendapatkan kualitas anak didik yang lebih
baik.
Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli
·
Psikologi
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan gejala
gejala jiwa manusia (Abu, 2003).
·
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan
perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia dalam suatu
pembelajaran atau pelatihan (KBBI).
·
Menurut
Muhibin Syah (2003), psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang
membahas masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.
·
Psikologi
pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor – faktor
yang berhubungan dengan dunia pendidikan (Whiterington, 1982).
·
Sementara
itu, Djiwandono (2002), mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku dan pengalaman manusia.
Psikologi
pendidikan bermaksud untuk menerapkan psikologi ke dalam proses yang membawa
pengubahan tingkah laku, dengan kata lain untuk mengajar. Sedangkan arti
psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan,
dan kematangan individu serta penerapan prinsip – prinsip ilmiah terhadap
reaksi manusia. Pendidikan tersebut bertujuan untuk mempengaruhi proses
mengajar dan belajar.
Pengertian
psikologi pendidikan menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu psikologi yang mempengaruhi proses
belajar mengajar dalam dunia pendidikan.
Ruang
Lingkup Psikologi Pendidikan
Psikologi
pendidikan memiiliki ruang lingkupnya yang menjadi dasar dan batas atau yang
membedakan dengan keilmuan psikologi lainnya. Menurut Sumadi Suryobroto, ruang
lingkup psikologi pendidikan antara lain
·
Pengetahuan
Pendidik
atau guru perlu memilik pengetahuan yang lebih untuk memberikan pengajaran pada
anak didiknya. Proses belajar mengajar memberikan dampak secara pengetahuan
(kognitif) pada peserta didik yang awalnya tidak tahu tentang materi yang
diberikan menjadi tahu. Guru atau pengajar perlu memiliki pengetahuan tentang
metode pembelajaran dan pengetahuan lainnya tentang masalah yang mungkin ada
pada peserta didik.
Pengetahuan
tentang aktivitas jiwa peserta didik, intelegensi, kepribadian, karakter
individu, bakat peserta didik, tumbuh kembangnya, pembinaan disiplin di dalam
kelas, motivasi belajar, perilaku guru, strategi belajar mengajar, dan masalah
masalah khusus dalam pengajaran dan pendidikan.
·
Pembawaan
Proses
pembelajaran yang interaktif dari guru akan memberikan motivasi dan respon
positif dari anak didik saat proses belajar mengajar. Pembawaan dimiliki
seorang pengajar sebagai gaya penyampaian materi, konsep pengajaran selama
berada di kelas. Dan juga diperlukan untuk mengubah suasana yang
menstimulus siswa selalu aktif akan meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran.
·
Proses
– proses tingkah laku
Menurut
Soerjabrata, psikologi pendidikan ditinjau secara dinamis yakni mencakup
perubahan perilaku seperti :
1. Perubahan perilaku karena
pertumbuhan dan perkembangan.
2. Perubahan perilaku karena belajar
merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran.
Proses
pembelajaran interaktif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik akan
memunculkan perubahan perilaku seperti ketrampilan selama proses pembelajaran
seperti berbicara di depan kelas, berdiskusi, ataupun kegiatan yang melibatkan
respon sensorik dan motorik. Kegiatan tersebut memberikan perubahan pada
peserta didik menjadi lebih aktif dan perubahan sikap (afektif) dari sikap yang
kurang baik menjadi sikap yang positif. Sikap positif yang dibawa saat kembali
ke dalam keluarga, ke masyarakat merupakan hasil proses pendidikan yang
berkualitas.
·
Hakikat
dan ruang lingkup belajar
Hakikat
merupakan hal yang mendasari dalam proses belajar. Hakekat dan ruang lingkup
belajar mengacu proses pembelajaran seperti interaksi, materi yang diberikan
kepada siswa.
·
Perkembangan
siswa
Guru
mempengaruhi perkembangan siswa dari tingkah laku yang ditunjukkan ketika di
kelas, ketertarikan atau keaktifan saat mengikuti pelajaran, hasil yang
didapatkan ketika tes. Dan juga perkembangan siswa yang tampak dari sikap, cara
berbicara, interaksi dengan guru dan temannya. Semua itu merupakan hasil dari
proses pembelajaran. Perkembangan yang positif jika dilihat kemajuan siswa
dalam interaksinya maupun intelegensinya meningkat ke arah yang baik.
·
Faktor
yang mempengaruhi belajar
Situasi
belajar sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Situasi seperti tempat
dan suasana sangat mempengaruhi keberhasilan mengajar seorang guru. Kondisi
ruang kelas, ruang laboratorium, ruang perpustakaan merupakan fasilitas yang
membantu mempengaruhi kualitas belajar mengajar.
Kondisi
ruangan dari kebersihan, sirkulasi udara, kapasitas ruangan yang memadai,
kondisi bangku dan tempat duduk, penerangan, dan kondisi tenang dibutuhkan akan
membangkitkan minta belajar peserta didik dan juga semangat mengajar guru.
Sikap guru, semangat kelas, sikap keluarga dan masyarakat juga merupakan faktor
yang mempengaruhi situasi belajar dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas proses
dan hasil pembelajaran.
Faktor
lain yang mempengaruhi belajar berasal dari dalam atau diri siswa yaitu
motivasi, bakat, intelegensi, kemampuan diri menyesuaikan dengan lingkungan
belajar.
·
Pengukuran
pendidikan
Pengukuran
pendidikan merupakan evaluasi yang dilakukan terhadap peserta didik setelah
mendapatkan proses pembelajaran dalam waktu tertentu untuk mengukur
perkembangan pendidikan yang telah didapat.
·
Aspek
praktis pengukuran
Aspek
praktis pengukuran merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui
perubahan perilaku siswa hasil dari proses pembelajaran.
·
Transfer
belajar
Pembelajaran
dengan sistem dan interaksi yang baik dan positif dengan komunikasi yang
menyenangkan antara guru dan anak didik menyebabkan anak didik menerima ilmu
yang diberikan dan menyukai gurunya. Namun, jika interaksi dan komunikasi guru
pada siswa kurang baik, maka siswa akan menjadi tidak suka dan menunjukkan
sikap yang negatif. Sikap positif yang diajarkan dan diterapkan selama di
sekolah akan dimiliki oleh siswa seperti yang awalnya tidak disiplin menjadi
disiplin, yang sebelumnya tidak bisa berpakaian rapi menjadi berseragam dengan
rapi.
·
Kesehatan
mental
Kesehatan
mental anak didik ditandai dengan keikutsertaannya dan keaktifannya dalam
mengikuti setiap kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun berkelompok.
·
Pendidikan
karakter
Karakter
psikologi dibentuk dari budaya yang diterapkan selama masa pembelajaran di
bangku sekolah oleh pendidik. Budaya berupa aturan aturan kedisplinan ataupun
asas dari kebudayaan yang ada pada suatu daerah.
·
Kurikulum
pendek
Kurikulum
merupakan kerangkan pembelajaran untuk tujuan pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Teori
Belajar dalam Psikologi Pendidikan
Terdapat
beberapa terori – teori psikologi pendidikan yang menjadi konsep dasar
pelaksanaan psikologi dalam dunia pendidikan.
·
Teori
Behaviorisme
Menurut
teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut
merupakan dampak dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dapat
diartikan bahwa belajar merupakan bentuk perubahan tingkah laku pada siswa dari
interaksi terhadap stimulus. Seseorang dikatakan sudah belajar jika terdapat
perubahan pada perilakunya.
Kemudian,
dalam teori ini, konsep yang diutamakan adalah input atau
stimulus yang diberikan seperti guru mengajarkan pada siswa cara membaca.
Kemudian output yang merupakan hasil atau respon akibat dari
stimulus, seperti siswa menjadi bisa membaca walaupun masih terbata- bata. Hal
tersebutlah yang dikatakan belajar. Namun apabila pada outputnya
siswa masih belum bisa membaca, maka proses tersebut belum dikatakan sebagai
kegiatan belajar karena tidak ada hasil dari stimulus yang diberikan.
·
Operant
conditioning Theory
Operant
conditioning adalah
tipe pembelajaran dimana perilaku dikontrol oleh konsekuensi yang bisa
diperoleh. Kunci dari operant conditioning ini adalah dukungan
positif dan negatif, hukuman positif dan negatif. Dukungan positif adalah
memberikan sesuatu yang menyenangkan pada suatu perilaku. Contohnya : guru yang
memberikan pujian pada siswanya karena telah menjawab dengan benar. Dukungan
negatif adalah membuang sesuatu yang tidak menyenangkan sebagai sikap yang bisa
diterima. Contohnya : Di luar sangat bising, sehingga menyalakan TV dengan
keras membuat lebih nyaman dan mengurangi suara bising yang tidak menyenangkan.
Kemudian,
hukuman positif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan.
Contohnya : Ketika ada seorang anak yang nakal di kelas, dia menerima hukuman
berdiri di depan kelas. Hukuman negatif digunakan untuk mengurangi perilaku
yang tidak menyenangkan dengan mengambil sesuatu yang menyenangkan. Contoh :
Kevin merusak boneka adiknya, sehingga dia tidak diperbolehkan main di luar
dengan temannya (Saul, 2015).
·
Classical
conditioning Theory
Classical
conditioning merupakan
teori dengan melibatkan pembelajaran pada perilaku baru melalui suatu proses
yang berkesinambungan. Terdapat tiga tahapan pada teori ini dengan pemberian
stimulus baru pada masing masing tahapan.
1. Tahap 1 – Before
Conditioning: pada
tahap ini stimulus dari lingkungan yang mengeluarkan respon yang belum
dipelajari dan terdapat respon yang tidak pernah terfikirkan. Contoh : Parfum
dapat menimbulkan respon kebahagiaan.
2. Tahap 2 – During
Conditioning: Stimulus
dari lingkungan tidak berespon berhubungan dengan stimulus yang sudah
diketahui. Contoh : parfum mungkin berkaitan dengan seseorang.
3. Tahap 3 After Conditioning: terbentuknya respon yang baru.
Contoh : Seseorang yang sebelumnya berkaitan dengan parfum yang harum menjadi
sangat memikat (Mcleod, 2008).
·
Teori
Kognitif
Teori
kognitif memfokuskan perubahan proses mental dan struktur yang terjadi sebagai
hasil dari upaya untuk memahami sekitar. Teori kognitif dugunakan untuk proses
pembelajaran yang sederhana seperti mengingat nomor telepon dan lainnya.
Kemudian, teori kognitif memiliki empat pronsip dasar : (1) Siswa aktif untuk
mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan yang diberikan, (2) Pengembangan
pengetahuan tergantung terhadap apa yang sudah mereka pelajari, (3) belajar
membangun pengalaman (4) belajar merupakan perubahan struktur mental seseorang.
·
Koneksionisme
Teori
koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1878- 1949) dan dikenal
dengan teori stimulus – respon. Menurutnya, dasar belajar merupakan asosiasi
dari stimulus dan respon. Stimulus akan memberikan pesan pada panca indera lalu
memberikan respon dengan perilaku. Asosiasi seperti hal tersebut disebut
koneksi. Prinsip itulah yang disebut koneksionisme.
·
Teori
Gestalt
Gestalt
merupakan teori yang menjelaskan proses persepsi melalui penataan komponen
sensasi yang memiliki hubungan atau pola menjadi kesatuan. Disimpulkan bahwa,
seseorang cenderung melihat sesuatu di sekitarnya sebagai kesatuan yang utuh.
Teori Gestalt menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Misalnya,
ketika kita sedang melihat awan dan melihat suatu bentuk yang mirip suatu
objek.
Peran Psikologi
terhadap Pendidikan
Psikologi
pendidikan sudah menjadi dasar pembentukan dan pengembangan sistem kurikulum,
pembelajaran,d an penilaian dalam dunia pendidikan. Kontribusinya terhadap
perkembangan dunia pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Peran psikologi terhadap kurikulum
pendidikan
Secara
psikologis, pengembangan diri siswa didasarkan pada kemampuan afektif,
kognitif, dan psikomotor. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari perkembangan
sikap, motivasi, tingkah laku, dan komponen lainnya. Komponen pembelajaran
merupakan proses dari input ke output. Lalu, penggunaan kurikulum sebagai
kerangka alur input menuju output atau hasil yang baik memerlukan hakikat –
hakikat psikologi.
Kurikulum
yang saat ini sedang dikembangkan adalah kurikulum berbasis kompetensi.
Kompetensi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pada ketrampilan,
pengetahuan, dan refleksi dalam berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan
bertindak dengan refleksi diri yang konsisten memungkinkan terbentuknya suatu
individu individu yang unggul dan kompeten.
2. Peran psikologi terhadap sistem
pembelajaran
Terkait
dengan teori teori psikologi yang berdampak pada seseorang dalam bertingkah
laku, psikologi juga mempengaruhi sistem pembelajaran pada dunia pendidikan
dengan positif. Siswa menjadi bersungguh – sungguh belajar ketika respon
psikologinya dibimbing oleh pengajar dengan baik.
Dan
juga, proses pemahaman pembelajaran suatu topik menjadi lebih mudah dengan
penyelesaian masalah-masalah pembelajaran yang dialami. Keinginan atau hasrat
menjadi lebih tinggi dengan pendekatan psikologi dari guru dengan interaksi dan
komunikasi yang menyenangkan.
Selain
itu psikologi pendidikan juga telah melahirkan prinsip prinsip pembelajaran
seperti yang dipaparkan oleh Sudirwo, 2002 :
·
Seseorang
yang belajar harus memiliki sebuah tujuan.
·
Tujuan
dilahirkan dari kebutuhan bukan paksaan
·
Harus
bersedia mengalami beberapa kesulitan.
·
Belajar
itu dibuktikan dengan perubahan perilaku.
·
Belajar
membutuhkan insight apa yang harus dipelajari dan dipahami.
·
Seseorang
membutuhkan bimbingan.
·
Ujian
perlu dilakukan namun didahului dengan pemahaman.
3. Peran psikologi terhadap sistem
penilaian
Psikologi
juga telah memberikan peranannya dalam sistem penilaian. Misalnya, dengan tes
psikologi untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa, tes bakat untuk mengetahui
bakat yang potensial terdapat dalam diri siswa sehingga lebih mudah memberikan
bimbingan dalam membantu mengembangkan potensi diri siswa.
Tes
aspek kepribadian juga dapat membantu guru mengenal lebih baik pribadi siswanya
sehingga bisa memberikan pendekatan yang lebih baik lagi dalam proses
pembelajaran. Berbagai tes psikologi tersebut membantu memberikan penilaian
terhadap masing masing siswa untuk mempermudah menjembatani keinginan,
potensial, maupun impian siswa sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Manfaat
Mempelajari Psikologi Pendidikan
Terdapat
beberapa manfaat mempelajari psikologi pendidikan menurut Muhammad dan
Wiyani (2013), yaitu :
1. Memahami perbedaan siswa
Masing
masing siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda beda. Sebagai guru,
perlu untuk memahami perbedaan perbedaan karakteristik setiap siswa, tahap
tumbuh kembangnya, serta tipe perilakunya. Pemahaman tersebut dapat
menghasilkan interaksi pembelajaran yang sesuai dan pembelajaran yang efektif
serta efisien.
Tidak
hanya itu, pemahaman guru terhadap perbedaan-perbedaan tersebut memungkinkan
untuk memberikan interaksi belajar yang berbeda pula pada setiap siswa agar
pendekatan dan proses belajar lebih bisa diterima tanpa membeda bedakan siswa
secara personal atau pilih kasih.
2. Menciptakan iklim belajar yang
kondusif di kelas
Kemampuan
guru menciptakan iklim belajar yang kondusif meningkatkan efektifitas kegiatan
belajar mengajar dalam kelas. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar
pendekatan dan interaksi yang menyenangkan kepada siswa sesuai dengan masing
masing karakteristik siswa, akan memberikan iklim belajar yang kondusif dan
proses pembelajaran yang efektif.
3. Memilih strategi pembelajaran yang
tepat
Mempelajari
psikologi untuk mengenal karakteristik masing masing siswa dan mengenal metode
pembelajaran yang disukai, akan memberikan kemampuan untuk memilih strategi
pembelajaran yang tepat di dalam kelas. Strategi pembelajaran yang sudah tepat,
akan memberikan situasi efektif belajar mengajar.
4. Memberikan bimbingan pada siswa
Psikologi
memberikan kemampuan kepada guru untuk menjadi seorang pembimbing bagi siswanya
dengan pendekatan emosional dari hati ke hati untuk mendapatkan kepercayaan
siswa. Ketika siswa sudah memberikan rasa percayanya kepada guru, maka proses
membantu penyelesaian masalah untuk proses pembelajaran yang efektif akan dapat
dilakukan dengan mudah.
5. Berinteraksi dengan tepat dengan
siswa
Prinsip-prinsip
psikologi mendasari cara berkomunikasi yang tepat dalam pembelajaran.
Komunikasi dengan siswa dinyatakan dengan menempatkan diri sesuai tahapan
tumbuh kembang siswa. Sehingga dapat memberikan suatu interaksi yang
menyenangkan. Penyesuaian dengan tahapan rumbuh kembang siswa menciptakan
pemahaman pengajar dari sudut siswa dan mengetahui keinginan atau proses
pembelajaran yang disukai dan juga karakter masing masing siswa.
6. Memberikan evaluasi hasil
pembelajaran
Sebagai
seorang pendidik, dengan mempelajari psikologi pendidikan akan mampu memberikan
penilaian hasil pembelajaran secara adil. Selain itu juga dapat menyesuaikan
dengan kemampuan masing-masing siswa tanpa membedakan satu dengan yang lainnya.
Evaluasi hasil pembelajaran bisa berupa nilai ujian secara intelegensi, nilai
sikap, dan nilai keaktifan mengikuti kegiatan sekolah. Ketiga hal tersebut
menentukan kualitas perbaikan itngkah laku siswa menjadi lebih baik.
7. Memotivasi belajar
Bekal
psikologi pendidikan untuk pengajar agar pengajar mampu memberikan dukungan,
dorongan atau motivasi untuk siswanya dalam semangat belajar yang lebih tinggi.
Psikologi pendidikan mengajarkan tentang memahami masing masing karakteristik
siswa dan memberikan motivasi sesuai dengan karakter tersebut agar lebih
efektif mempengaruhi semangat belajar siswa. Pemberian dukungan positif kepada
siswa menghasilkan semangat belajar yang meningkat.
8. Menetapkan tujuan pembelajaran
Psikologi
pendidikan membantu pegajar untuk menentukan tujuan pembelajaran terhadap
perubahan perilaku seperti apa yang diinginkan sebagai hasil pembelajaran.
Tujuan pembelajaran ditetapkan pada setiap materi yang akan diberikan. Oleh
karena itu, tujuan pembelajaran dijadikan patokan kesesuaian hasil pembelajaran
apakah nantinya dianggap berhasil atau tidak.
9. Penggunaan media pembelajaran yang
tepat
Pengetahuan
psikologi pendidikan juga bermanfaat untuk menentukan media pembelajaran yang
tepat untuk siswa, misalnya media audio, visual, motorik, dan lain sebagainya
sebagai aktivitas pembelajaran yang menyenangkan. media pembelajaran juga
disesuaikan dengan materi belajar yang akan disampaikan. Siswa terkadang lebih
tertarik dengan proses pembelajaran yang menggunakan komponen audiovisual dalam
proses pemahaman materi dan lebih efisien dalam pengembangan imajinasi siswa.
10. Penyusunan jadwal pelajaran yang
sesuai
Penyusunan
jadwal pelajaran juga disesuaikan dengan kondisi siswa, seperti pelajaran yang
butuh pemikiran lebih rumit seperti matematika akan lebih baik jika diletakkan
pada jam belajar pertama, saat pikiran siswa masih segar dan konsentrasinya
masih maksimal. Jika mata pelajaran seperti matematika diletakkan pada akhir
kelas, maka hal itu tidak akan efektif. Siswa sudah lelah, daya tangkapnya
menurun, konsentrasi menurun, dan pembelajaran menjadi tidak efektif.
Psikologi
pendidikan memberikan dampak dan manfaat dari berbagai aspek dalam
pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu pengajar untuk memahami siswa lebih
dalam berdasarkan karakteristiknya, tahap tumbuh kembangnya, perilaku dan
tingkah lakunya, secara emosional untuk memberikan proses belajar mengajar yang
tepat dan sesuai sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien. Proses pembelajaran yang baik tersebut akan berdampak pada hasil yang
memuaskan. Siswa yang mendapatkan proses pembelajaran baik, akan menerapkan
pola pola kebiasaan yang baik setelah dirinya masuk ke dalam keluarga dan
masyarakat dan memberikan dampak perilaku positif dalam setiap kehidupannya.
Artikel
tentang psikologi pendidiikan ini semoga dapat membantu para pengajar untuk
lebih memahami karakter siswanya dan menyesuaikan proses pembelajaran yang
tepat sehingga mampu menghasilkan generasi generasi yang unggul baik secara
intelegensi maupun sikap dan perilaku yang nantinya dibawa dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga mampu memberikan peranan positif dan bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar