Jumat, 14 September 2018

Landasan Pedagogis dalam BK



LANDASAN PEDAGOGIS DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Teknik Informasi Dalam Bimbingan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan layanan bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupun praktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi para penerima jasa layanan (klien).
Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak, khususnya pihak para penerima jasa layanan (klien) maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor tampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi dan menjadi mutlak adanya.
Berbagai kesalahkaprahan dan kasus malpraktek yang terjadi dalam layanan bimbingan dan konseling selama ini, seperti adanya anggapan bimbingan dan konseling sebagai “polisi sekolah”, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan dan konseling, sangat mungkin memiliki keterkaitan erat dengan tingkat pemahaman dan penguasaan konselor tentang landasan bimbingan dan konseling. Dengan kata lain, penyelenggaraan bimbingan dan konseling dilakukan secara asal-asalan, tidak dibangun di atas landasan yang seharusnya.
Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang landasan bimbingan dan konseling, khususnya bagi para konselor, melalui makalah ini akan dipaparkan tentang beberapa landasan yang menjadi pijakan dalam setiap gerak langkah bimbingan dan konseling yang dalam hal ini akan dibahas dua landasan yaitu landasan ilmiah dan teknologi serta landasan pedagogis.


Rumusan Masalah
Bagaimana landasan pedagogis dalam bimbingan dan konseling ?


Tujuan
Untuk mengetahui landasan pedagogis dalam bimbingan dan konseling.




Pengertian landasan
Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat mulainya suatu perbuatan. Dalam bahasa inggris, landsan disebut dengan istilah foundation, yang dalam bahasa Indonesia menjadi Fondasi. Fondasi merupakan bagian terpenting untuk mengawali sesuatu. Jadi dapat ditarik kesimpulan landasan adalah fondasi atau tempat berpijaknya sesuatu.

Pengertian pedagogis
Pedagogis adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajara. Pedagogis juga kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar. Pedagogis berasal dari bahasa yunani kuno yaitu paidagogeo yang berarti membimbing secara literal. Kata yang berhubungan dengan kata pedagogis yaitu pendidikan, sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut.

Landasan Pedagogis
Bimbingan dan konseling itu identik dengan pendidikan. Artinya ketka seseorang melakukan praktik bimbingan dan konseling berarti ia sedang mendidik., dan begitupula sebaliknya. Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi sosial ( Budi Santoso, 1992)
 Landasan pedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu:

1. Pendidikan sebagai upaya pengembangan Individu: Bimbingan merupakan bentuk upaya pendidikan
 Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Seorang bagi manusia hanya akan dapat menjadi manusia sesuai dengan tuntutan budaya hanya melalui pendidikan. Tanpa pendidikan, bagi manusia yang telah lahir itu tidak akan mampu memperkembangkan dimensi keindividualannya, kesosialisasinya, kesosilaanya dan keberagamaanya.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat (1) ditegaskan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Tujuan bimbingan dan konseling tidak boleh menyimpang dengan tujuan pendidikan nasional, yakni yang terdapat dalam Undang-Undang No. 20/2003 juga, disebutkan bahwa :
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Integrasi bimbingan dan konseling dengan pendidikan juga tampak dari dimasukkannya secara berkesinambungan berbagai program pelayanan bimbingan dan konseling ke dalam program-program sekolah dan madrasah.

2.  Pendidikan sebagai inti Proses Bimbingan Konseling
Indikator utama yang menandai adanya pendidikan ialah peserta didik yang terlibat di dalamnya menjalani proses belajar  dan kegiatan bimbingan konseling bersifat normatif.
Bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh klien-kliennya. Kesadaran ini telah tampil sejak pengembangan gerakan Bimbingan dan Konseling secara meluas di Amerika Serikat . pada tahun 1953, Gistod telah menegaskan Bahwa Bimbingan dan Konseling adalah proses yang berorientasi pada belajar……, belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri sendiri, belajar untuk mengembangkan dan merupakan secara efektif berbagai pemahaman.. (dalam Belkin, 1975). Lebih jauh, Nugent (1981) mengemukakan bahwa dalam konseling klien mempelajari ketrampilan dalam pengambilan keputusan. Pemecahan masalah, tingkah laku, tindakan, serta sikap-sikap baru . Dengan belajar itulah klien memperoleh berbagai hal yang baru bagi dirinya; dengan memperoleh hal-hal baru itulah klien berkembang.

3. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan Bimbingan tujuan dan konseling
Bimbingan dan konseling mempunyai tujuan khusus ( jangka pendek ) dan tujuan umum    ( jangka panjang ). Mengutip pendapat Crow and Crow, Prayitno dan Erman Amti menyatakan bahwa tujuan khusus dalam pelayanan bimbingan dan konseling ialah membantu individu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, sedangkan tujuan umumnya ialah bimbingan itu sendiri.
Tujuan Bimbingan dan Konseling disamping memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Hal itu dapat dimengerti karena program-program bimbingan dan konseling meliputi aspek-aspek tugas perkembangan individu, khususnya yang menyangkut kawasan kematangan pendidikan karier, Kematangan personal dan emosional, serta kematangan sosial, semuanya untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SLTP) dan pendidikan menengah (Borders dan Drury, 1992). Hasil-hasil bimbingan dan konseling pada kawasan itu menunjang keberhasilan pendidikan pada umumnya.

Rangkuman
Landasan pedagogis mengemukakan bahwa antara pendidikan dan bimbingan memang dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. Secara mendasar bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk pendidikan. Demikianlah, proses bimbingan dan konseling adalah proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan belajar dan sifat normative. Tujuan-tujuan bimbingan dan konseling memperkuat tujuan-tujuan pendidikan dan menunjang program-program pendidikan secara menyeluruh.
Implikasi landasan pedagogis bagi guru BK terhadap klien
Ø Berfikir       :        Berfikir positif terhadap klien.
Ø Bersikap     :        Bekerja atau bersikap secara profesional.
Ø Bertindak    :       Bertindak secara Cepat, Tanggap, dan Humanis agar
klien merasa nyaman serta mampu mengembangkan potensi diri untuk masa depan.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2005. Psikologi Remaja.Bandung : Bumi Aksara.
Daulay, Agus Salim 2010. Diktat Psikologi Perkembangan. Padangsidimpuan: STAIN Padangsidimpaun.
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Mappiare. 1984. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.
Papalia, Diane E.2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Pranada Media Group.
Sarlito. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Yusuf, Syamsu. 2007 Psikologi Perkembagan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar